Dukung Kota Sehat, Yantie Rachim Targetkan Raih Swasti Saba Wistara
bogorplus.id – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor, Yantie Rachim, berpartisipasi dalam audiensi serta pertemuan konsolidasi Forum Kota Sehat. Kegiatan ini diadakan untuk mempersiapkan penilaian Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional pada tahun 2025.
Sebagai pengawas Forum Kota Sehat di Kota Bogor, Yantie Rachim menegaskan dukungannya penuh terhadap seluruh proses dan tahapan yang diperlukan untuk penilaian di tingkat nasional. Ia berpendapat bahwa inisiatif Kota Sehat sangat sejalan dengan visi serta misi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogot di bawah kepemimpinan Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim.
“Kami sangat senang jika Kota Bogor bisa ditunjuk sebagai pilot project di Jawa Barat. Ini jadi motivasi untuk kami memenuhi semua kriteria, memperbaiki kekurangan, melengkapi data, dan memastikan kondisi lapangan sesuai standar,” kata Yantie Rachim di Paseban Kian Santang, Balai Kota Bogor, Kamis (22/5/2025).
Target Kota Bogor dalam penilaian tahun ini adalah untuk meraih kembali gelar Swasti Saba Wistara, penghargaan tertinggi dalam program Kabupaten/Kota Sehat yang sebelumnya telah diperoleh pada tahun 2019.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra), Eko Prabowo, menambahkan bahwa Pemkot Bogor telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menciptakan suasana kota yang sehat dan bersahabat bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa Pemkot Bogor sedang berupaya untuk mengaktifkan kembali kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman. Kegiatan ini direncanakan akan dimulai kembali dalam waktu dekat setelah sempat berhenti akibat pandemi.
“Forum Kota Sehat akan terus kita dukung. Ini bukan sekadar penilaian, tetapi bagian dari tujuan mulia untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkap Eko.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan bahwa Kota Bogor telah memenuhi syarat utama penilaian kota sehat, yaitu 100 persen Open Defecation (ODF) dan kembali mengikuti penilaian ini setelah dua tahun karena adanya perubahan indikator.
“Penilaian kota sehat sebelumnya tidak dapat kami ikuti karena adanya perubahan indikator, salah satunya syarat ODF 100 persen. Tapi sejak tahun lalu Kota Bogor telah memenuhi syarat tersebut dan kini kami siap untuk kembali bersaing di tingkat nasional,” jelas Retno.
Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat Kota Bogor, Deni Mulyana, memperjelas bahwa tahap penilaian sedang berlangsung di tingkat provinsi hingga akhir Mei 2025, dan hasilnya akan menentukan apakah Kota Bogor layak untuk diverifikasi di pusat. Ia juga menjelaskan bahwa Forum Kota Sehat Kota Bogor telah melakukan entri data untuk seluruh indikator melalui sistem yang disiapkan oleh provinsi.
Ia juga optimis Kota Bogor dapat mencapai Wistara, kategori tertinggi dalam program ini.
“Target kita adalah Wistara, sesuai dengan amanat dalam RPJMD 2025. Itu artinya dari 136 indikator, 91 persen harus tercapai. Kami optimistis karena Kota Bogor sudah ODF 100 persen dan semua pihak telah berkomitmen,” kata Deni.