Demo Ojol Timbulkan Kerugian Rp 188 Miliar

Berita, Nasional14 Views
banner 468x60

bogorplus.id – Unjuk rasa dari ribuan pengemudi ojol pada 20 Mei 2025 diperkirakan akan menghasilkan kerugian sebesar Rp 188 miliar. Instutute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) menghitung kemungkinan kerugian ini berdasarkan penurunan aktivitas dalam sektor ride hailing. Tindakan mogok atau off bid secara bersamaan dikatakan mengurangi perputaran uang hingga 50 persen.

“Nilai transaksi harian sektor ride hailing diperkirakan mencapai Rp375,89 miliar. Jika aktivitas turun separuh saja, artinya ada hampir Rp188 miliar yang tidak berputar dalam satu hari,” ujar Peneliti IDEAS Muhammad Anwar dalam siaran pers resmi, Rabu (21/5/2025).

banner 336x280

Anwar menyatakan bahwa angka kerugian itu belum mempertimbangkan dampak berantai pada sektor lain. Dia menyebutkan ada empat sektor yang terdampak oleh demonstrasi ribuan pengemudi ojol.

Pertama, UMKM dan pedagang kuliner yang bergantung pada layanan pengantaran seperti GoFood dan GrabFood. Ia menjelaskan bahwa arus kas harian menjadi salah satu yang vital bagi keberlangsungan warung-warung kecil, sehingga penurunan pesanan yang signifikan mengancam kelangsungan usaha mereka.

Sektor kedua yang terpengaruh adalah masyarakat umum, terutama pekerja harian dan pelajar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, yang mengalami kesulitan dalam mobilitas.

“Ketiga, sektor logistik skala kecil, seperti pengiriman barang dan dokumen mendesak lewat GoSend dan GrabExpress juga terganggu. Banyak usaha mikro dan individu yang menggantungkan aktivitas usahanya pada layanan ini,” jelas Anwar.

Keempat, Anwar menilai bahwa aksi mogok secara massal ini berpotensi memberikan dampak buruk bagi reputasi perusahaan platform digital. Ketika mitra atau pengemudi ojol tidak merasa dihargai dan tidak mendapatkan perlindungan, maka kelangsungan model bisnis tersebut akan terancam.

Ia menyatakan bahwa demonstrasi ojol mencerminkan ketidakadilan dalam hubungan kekuasaan antara perusahaan platform digital besar dan para pengemudi mitra. Faktanya, para pengemudi ojol harus bekerja seolah-olah mereka adalah karyawan tetap, namun tidak diberikan perlndungan hukum seperti pekerja formal.

“Tanpa regulasi yang adil dan berpihak, digitalisasi hanya akan menjadi kelanjutan dari eksploitasi ekonomi lama dengan wajah baru. Negara tidak boleh diam melihat jutaan pengemudi dibiarkan tanpa kepastian dan perlindungan,” tegasnya.

IDEAS menggunakan gross transaction value (GTV) dari layanan aplikator untuk memperkirakan Rp 375,89 miliar sebagai nilai transaksi harian dalam sektor ride hailing. Ini merupakan rata-rata dari total transaksi seluruh aplikator di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 135,32 triliun per tahun.

Sebagai contoh, IDEAS memperkirakan GTV Gojek mencapai Rp 63,04 triliun dan GTV Grab sebesar Rp 58,75 triliun. Sementara itu, total GTV dari perusahaan aplikasi lainnya mencapai Rp 13,53 triliun.

Aksi demonstrasi oleh ribuan pengemudi ojol dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Khususnya di Jakarta, perwakilan dari massa aksi akhirnya ditemui oleh Direktur Jenderal Darat Kementerian Pehubungan, Aan Suhanan.

Kementerian Perhubungan belum dapat mengambil keputusan apapun. Mereka hanya menjanjikan untuk menindaklanjuti aspirasi para pengemudi, termasuk rencana untuk menurunkan potongan aplikasi menjadi paling tinggi 10 persen.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *