bogorplus.id- Pelatih anyar Manchester United, Ruben Amorim, membuat pernyataan mengejutkan jelang bursa transfer musim panas.
Alih-alih terobsesi mendatangkan pemain baru, Amorim justru menilai bahwa krisis terbesar Setan Merah terletak pada hal yang lebih mendasar: budaya klub.
“Masalah kami bukan sekadar siapa yang bermain, tapi bagaimana kami memaknai setiap pertandingan,”ujarnya, Minggu (18/5).
“Rasa bahwa ‘kami tidak boleh kalah’ itulah yang harus tumbuh kembali,” tegasnya.
Kekalahan tersebut menjadi yang ke-18 bagi MU musim ini, sebuah rekor kelam yang menjerumuskan mereka ke posisi ke-16 di klasemen Premier League.
Tekanan untuk melakukan perombakan besar di bursa transfer pun kian menguat dari para suporter.
Namun, Amorim memilih pendekatan berbeda. Baginya, perubahan struktur internal jauh lebih penting ketimbang sekadar mendatangkan nama-nama besar.
“Ada hal-hal yang tak bisa diperbaiki hanya dalam satu musim panas. Kami sedang membenahi cara kerja, sikap, dan suasana dalam klub, sesuatu yang mungkin belum terlihat dari luar,” katanya.
Meski demikian, Amorim tidak menutup mata terhadap kebutuhan memperkuat skuad, terutama demi menyempurnakan formasi andalannya, 3-4-2-1.
Ia mengincar penyerang Wolverhampton, Matheus Cunha, yang dibanderol 62,5 juta paun, serta striker muda milik Ipswich Town, Liam Delap.
Keduanya diproyeksikan untuk menambah ketajaman lini depan sekaligus memberikan warna baru dalam strategi Amorim.
Dengan langkah berani ini, Amorim tidak hanya ingin mengubah komposisi pemain, tapi juga menghidupkan kembali identitas juara yang selama ini memudar di Old Trafford.
“Transfer penting, tapi bukan segalanya. Yang lebih penting adalah bagaimana kami berpikir dan bertindak sebagai Manchester United,” tutupnya.