Dedie A. Rachim Wariskan Sejarah PETA Kepada Generasi Mendatang

Berita, Bogoraya12 Views
banner 468x60

bogorplus.id – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa Kota Bogor merupakan tempat lahirnya banyak perwira senior di Indonesia, termasuk pahlawan revolusi dan pahlawan nasional lainnya. Hal ini disebabkan karena mereka yang memiliki jasa besar tersebut pernah menempuh pendidikan di sekolah PETA yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, yang dimulai sejak tahun 1943.

Ungkapan ini disampaikan Dedie Rachim saat menerima kunjungan dari Yayasan PETA di Rumah Dinas Wali Kota Bogor pada Selasa (13/5/2025). Kunjungan Yayasan PETA ini menjadi pengingat bahwa pada 19 Oktober 1995, melalui SK DPRD Kota MAdya Tingkat II Bogor, kota ini secara resmi diakui sebagai Kota Pembela Tanah Air (PETA).

banner 336x280

Dedie Rachim menegaskan bahwa dengan sejarah yang sangat berarti, warisan ini harus dilanjutkan dalam bentuk pendidikan bagi generasi mendatang.

“Anak-anak harus belajar bahwa Kota Bogor adalah salah satu kota di mana para pahlawan nasional, para pendiri bangsa, para orang-orang hebat, baik di kalangan sipil maupun militer, termasuk Bung Karno juga berasal dari Kota Bogor, karena bogor dijadikan salah satu pijakan sebelum melangkah ke pendidikan militer hingga ke tingkah seterusnya pada masa itu,” ungkap Dedia Rachim.

Oleh sebab itu, untuk mengenang serta memberikan pembelajaran kepada generasi mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Yayasan PETA sedang menyusun rencana untuk membangun Patung Jenderal Sudirman di Kota Bogor.

“Tempatnya akan kita alokasikan di Jalan Jenderal Sudirman di sekitar air mancur dengan demikian maka ikatan sejarah kita, masa depan dan masa lalu itu terpatri dengan adanya patung Jenderal Sudirman yang ada di Kota Bogor,” tambahnya.

Ketua Yayasan PETA, Tinton Soeprapto, mengungkapkan bahwa Jenderal Sudirman adalah pelopor perang gerilya pertama di dunia pada masa itu. Selain itu, Jenderal Sudirman juga merupakan angkatan pertama yang menjalani pendidikan PETA yang didirikan oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Ageng Suryomataram, Ki Hadjar Dewantara, Gatot Mangkupraja, KH MAs Mansoer, dan Haji Agus Salim yang dimulai dari Bogor.

“Jadi ini salah satu kesempatan untuk pak wali kota, bahwa kita tidak lupa dengan sejarah. Jadi pergerakan itu menjalani pendidikannya dimulai dari Kota Bogor, yang saat itu satu-satunya di dunia yang memiliki pembela tanah air termasuk ayah saya juga ikut didalamnya,” katanya.

Pendidikan dan pelatihan tentara PETA dimulai tahun 1943 di Kota Bogor dan dibubarkan setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Pada tahun 1993, dibangun mueseum PETA di Jalan Jenderal Sudirman, Bogor Tengah, dengan peletakan batu pertama oleh mantan Wakil Presiden RI ke-4, Umar Wirahadikusumah, dan peresmiannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995. Keberadaan museum ini sebagai penghormatan dan penyimpangan sejarah yang menyimpan 538 senjata aktif peninggalan PETA.

Dalam tindak lanjut rencana pembangunan patung Jenderal Sudirman ini, Tinton merasa bangga terhadap Kota Bogor yang dipimpin oleh pemimpin yang memahami pentingnya meneruskan sejarah kepada generasi berikutnya.

“Jadi gayung bersambut, kita naik perahu kemudian pak wali mengibarkan layarnya. Jadi pak Wali Kota, Dedie Rachim ini di awal menjabat sudah berani membuka sejarah-sejarah dan mau juga memberikan pembelajaran kepada generasi akan datang,” ujarnya.

Namun demikian, Tinton menambahkan bahwa dalam menjalankan rencana pembangunan patung Jenderal Sudirman ke depan penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk para ahli sejarah.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *