2 Jemaah Haji dari Kalteng Terkena TBC, Terpaksa Harus Gagal Diberangkatkan

Berita, Nasional14 Views
banner 468x60

bogorplus.id – Dua orang jemaah haji dari Kalimantan Tengah (Kalteng) dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk terbang setelah terkena penyakit tuberkulosis (TBC) dan terputus dari pengobatan.

Panitia haji mengingatkan kepada jemaah yang memiliki penyakit kronis untuk terus mengonsumsi obat agar proses penyembuhan tetap terjaga.

banner 336x280

Hasan Basri, yang menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalteng, mengungkapkan bahwa kedua jemaah tersebut adalah Muhammad Saberan dari Palangka Raya dan Masniah Nutuh dari Barito Selatan.

“Kasus keduanya TB tapi putus obat. Selain keduanya, ada lagi dua jemaah yang batal terbang karena mendampingi keduanya, atas nama Ainun Jariyah asal Palangka Raya dan Khairani Syarkawi asal Barito Selatan,” kata Hasan saat dihubungi oleh Kompas. com melalui aplikasi pesan, Selasa (13/5/2025).

Hasan menjelaskan, kedua jemaah tersebut dinyatakan tidak layak terbang setelah menjalani pemeriksaan kesehatan terakhir di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Hasil pemeriksaan di daerah terhadap jemaah ditemukan TB aktif, sehingga harus dilakukan terapi pengobatan TB sebagaimana pasien TB lainnya untuk 6 bulan,” imbuhnya.

Setelah satu bulan menjalani terapi, akan dilakukan evaluasi pada jemaah menggunakan TCM (tes cepat molekuler) dan jika hasilnya negatif, mereka dapat dinyatakan istithaah dengan pendampingan obat. Namun, Hasan menekankan bahwa obat harus terus diminum hingga sembuh.

“Untuk jemaah dengan riwayat TB, selain dilihat hasil pemeriksaan terakhir sebelum keberangkatan, juga ditanya apakah membawa dan meminum obat antituberkulosis (OAT) secara teratur. Saat pemeriksaan, yang bersangkutan menyatakan tidak meminumnya dan tidak membawa obat tersebut karena merasa sehat dan obat terlalu banyak,” jelas Hasan.

Setelah itu, mereka dirujuk ke RS Idaman Banjarbaru untuk pemeriksaan rontgen dan TCM. Hasil dari TCM menunjukkan negatif, tapi foto rontgen menunjukkan bercak, sehingga ditetapkan sebagai TB Klinis.

Karena jemaah sudah terputus dari pengobatan, mereka perlu memulai kembali untuk mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) secara teratur.

“TB merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu syarat istithaah kesehatan dan laik terbang. Setiap jemaah yang masih dalam pengobatan TB wajib tetap mengonsumsi obat tersebut secara rutin dan tidak terputus, karena kuman TB masih ditemukan dalam tubuh yang bersangkutan,” tegas Hasan.

Keadaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan resistensi obat, sehingga bakteri TBC menjadi lebih sulit untuk diobati dan berpotensi menular ke orang lain.

“Dari kasus ini, saya mengimbau kepada seluruh jemaah haji asal Kalteng yang memiliki riwayat penyakit atau saat ini dalam tahap penyembuhan, agar selalu mematuhi anjuran dokter/tim kesehatan yang bertugas saat proses pemeriksaan kesehatan, sehingga tidak terulang lagi kejadian yang dialami oleh jemaah pada kloter 4 ini,” tutup Hasan.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *