Bogorplus.id – Viral di media sosial sejumlah atlet binaraga asal Kabupaten Malang diduga tengah mengolah dan mengonsumsi ayam tiren.
Aksi tersebut dilakukan demi mencukupi kebutuhan protein mereka menjelang gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025.
Kejadian itu sontak memicu gelombang keprihatinan dari masyarakat, mengingat atlet seharusnya mendapatkan asupan nutrisi terbaik untuk menjaga performa dan kesehatannya.
Namun, kenyataan di lapangan justru memperlihatkan sisi kelam dunia olahraga daerah, di mana keterbatasan anggaran membuat para atlet harus mengambil langkah ekstrem.
Beberapa atlet binaraga Kabupaten Malang tertangkap kamera amatir saat memasak ayam tiren di kamar mandi.
Video tersebut menunjukkan bagaimana kondisi mereka yang sangat memprihatinkan.
Menurut keterangan dari, Ketua Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitness Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul tindakan ini terpaksa dilakukan karena anggaran untuk kebutuhan gizi para atlet tidak kunjung cair dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
“Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan biaya yang ekonomis, para atlet kami mengonsumsi ayam tiren,” jelas Indra dalam keterangannya, Selasa, 6 April 2025.
Padahal, pihaknya telah mengajukan anggaran ke Dispora Kabupaten Malang. Setelah video viral, Pemkab Malang menyebut telah mencairkan dana sebesar Rp3 miliar untuk mendukung 63 cabang olahraga (cabor).
Kendati demikian, dari jumlah tersebut, atlet binaraga hanya menerima Rp1 juta dari dana Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab).
Kondisi keuangan yang minim membuat para atlet binaraga harus berpikir keras untuk tetap mendapatkan asupan gizi yang layak.
Menurut Indra, idealnya seorang atlet binaraga menerima sekitar Rp3 juta per bulan, bukan hanya untuk kebutuhan makan, tetapi juga membeli suplemen yang penting bagi pembentukan otot dan stamina.
Namun kenyataannya, uang saku yang diberikan hanya Rp30 ribu per hari. Jumlah tersebut sangat tidak mencukupi, apalagi bagi cabang olahraga yang sangat bergantung pada pola makan tinggi protein.
“Tapi tidak ada lagi solusi bagi cabor kita. Silakan saja orang bebas berbicara, tapi memang itu faktanya,” ungkap Indra.
Lebih menyedihkan lagi, 12 dari 25 atlet binaraga Malang akhirnya ikut makan ayam tiren tersebut.
Mereka membeli ayam bangkai dari peternak lokal dengan harga sekitar Rp100.000 untuk tiga karung.
Menanggapi hebohnya video viral itu, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdasyah, angkat bicara.
Dalam keterangannya kepada awak media, Selasa, 6 Mei 2025, Nurman menilai, insiden ini kemungkinan besar tidak sepenuhnya disebabkan oleh kelalaian pemerintah daerah.
Hal tersebut, lanjut dia, dipicu oleh miskomunikasi internal di lingkup pengurus cabang olahraga (Pengcab) binaraga.
“Kalau saya melihatnya lebih kepada komunikasi yang sedikit terhambat di antara pengurus cabang,” ujar Nurman saat dikonfirmasi.
Menurut Nurman, pengurus cabang binaraga seharusnya menjalin komunikasi yang lebih terbuka dan aktif dengan para atlet.
Ia menyayangkan jika adanya kesenjangan informasi atau komunikasi yang menyebabkan para atlet merasa tidak mendapatkan perhatian atau dukungan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti asupan nutrisi yang layak.
“Saya sudah minta kepada ketua Pengcab binaraga agar lebih intensif dalam mengawasi dan berkomunikasi dengan para atlet. Jangan sampai mereka merasa ditelantarkan,” tandasnya.