Kecurangan UTBK Makin Menjadi, Mulai dari Joki sampai Pasang Kamera Tersembunyi

Berita, Nasional15 Views
banner 468x60

bogorplus.id – Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mengungkapkan bahwa setidaknya 50 peserta terlibat dalam praktik kecurangan, serta terdapat 10 orang yang berperan sebagai joki selama enam hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025.

Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Selasa.

banner 336x280

“Jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50, jumlah jokinya kurang lebih 10 keterlibatan,” ujarnya.

Eduart menjelaskan bahwa modus kecurangan yang teridentifikasi sangat beragam. Di antara cara-cara tersebut adalah penggunaan alat bantu seperti kamera yang dipasang di kacamata, mikrofon, dan pengeras suara yang disembunyikan dalam alat bantu dengar.

Selain itu, ada juga penggunaan perangkat lunak, termasuk aplikasi rekaman layar dan aplikasi pengendali jarak jauh (remote desktop) pada komputer yang digunakan oleh peserta.

Ia menambahkan bahwa dalam penggunaan aplikasi remote desktop, terdapat juga pemasangan proxy pada komputer agar dapat terhubung dengan jaringan eksternal. Eduart menegaskan bahwa panitia UTBK di setiap lokasi sudah mengambil langkah pencegahan dengan menyediakan pemindai logam (metal detector).

Namun, pelaku kecurangan masih menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan beberapa modus kecurangan lolos dari pemantauan.

“Tentu di poin ini bisa saja terindikasi sudah ada di lokasi UTBK yang kita temukan ada keterlibatan orang dalam,” ujarnya.

Eduart menjelaskan bahwa modus kecurangan dapat berlangsung dengan cara mengirimkan jawaban kepada peserta yang berada di dalam ruang ujian melalui alat-alat komunikasi.

“Jadi, pesertanya sedang ada dalam ruang ujian. Kemudian dipasangkan alat di badan peserta sebagai receiver dan juga transmitter untuk komunikasi transfer jawaban. Jadi si peserta ini tetap mengoperasikan PC-nya dengan jawaban yang dikirim dari luar,” tambahnya.

Selain itu, Eduart juga mengungkapkan bahwa salah satu modus lain adalah pelibatan joki yang menggantikan peserta di ruang ujian.

Dalam penanganan kasus ini, diketahui bahwa ada pemalsuan dokumen seperti foto peserta, surat keterangan kelas XII, dan ijazah agar joki dapat masuk dan mengikuti ujian untuk menggantikan peserta asli.

“Ini yang menarik, jaringan perjokian lintas provinsi. Jadi bisa saja kasus didapatkan (di salah satu lokasi UTBK), setelah dilacak, komunikasi yang terbangun itu dari kota ini, kota ini, dan kota ini,” ungkap Eduart.

Ia menyayangkan situasi ini, karena pelaksanaan UTBK seharusnya didasari oleh kepercayaan kepada seluruh peserta didik di Indonesia demi memperoleh pendidikan yang lebih baik.

Oleh karena itu, Eduart menyatakan bahwa panitia di masing-masing lokasi telah berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menindaklanjuti permasalahan ini, meski sanksi yang tepat untuk para pelaku belum ditentukan.

Eduart berharap kepada semua peserta dan wali untuk mengikuti rangkaian proses SNPMB 2025 dengan penuh kejujuran, serta menghindari segala bentuk kecurangan yang dapat mencemari kesakralan ujian ini.

“Andaikan semua peserta itu sepakat untuk menggunakan cara-cara yang jujur dan berintegritas kan tidak perlu lah hal-hal seperti ini,” ujar Eduart Wolok.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *