bogorplus.id- SMP Mardiwaluya Cibinong memberikan sanksi tegas terkait dengan aksi pemukulan di Turnamen SDH Basketball Cup 2025, Kota Bogor, beberapa waktu lalu.
Dalam pertandingan yang berlangsung antara SMPN 1 Kota Bogor melawan SMP Mardiwaluya, Senin (17/2) itu terekam aksi pemukulan.
Pelaku pemukulan yakni atlet basket asal SMP Mardiwaluya Cibinong, korbannya atlet dari SMPN 1 Kota Bogor.
Kepala SMP Mardi Waluya Rina Astusti mengkliam bahwa RCS (14) melakukan pemukulan terhadap siswa SMPN 1 Kota Bogor secara spontan, tanpa disengaja.
“Tidak ada (motif), tidak sengaja. Jadi memang spontanitas,”katanya kepada media, Senin (24/2).
Dia menyebut, saat mediasi pun sudah membuat kesepakan untuk memberikan sanksi tegas.
Diketahui, Jumat (21/1) lalu. Mereka melakukan mediasi di Sekolah Harapan, Kota Bogor.
Mediasi itu melibatkan Perbasi Kota dan Kabuoaten Bogor, Disdik kota dan Kabupaten hingga orang tua.
Kemudian, Pihak Sekolah Dian Harapan merupakan pihak penyelenggara pertandingan basket.
Keesokan harinya, pihak SMP Mardi Waluya mendatangi kediaman korban dan menyampaikan surat permohonan maaf secara langsung.
RCS sebagai pelaku dalam insiden pemukulan itu, menerima skorsing selama 30 hari.
Pada masa itu, pihak sekolah mengharuskan dia untuk mengikuti program pembinaan yang telah disusun.
“Program ini meliputi pelatihan emosional, psikologis, dan pembinaan karakter yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa siswa yang bersangkutan dapat memperbaiki perilakunya,” jelasnya.
Kendati begitu, SMP Mardi Waluya mengeluarkan, RCS dari tim basket dan tidak memperbolehkan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler basket selama berstatus pelajar di sekolah tersebut.
“Apabila didapat melakukan kekerasan lain, maka yang bersangkutan akan dikeluarkan dari sekolah,” kata dia.
“Dipertimbangkan kembali untuk menerima Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Sekolah,”lanjutnya.
Pihak sekolah juga akan melakukan monitoring kepada RCS selama masa skorsing agar memastikan program lembinaan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Selain itu, kata Rina, pihaknya juga telah memberikan sanksi berupa pemberhentian pelatih basket berinisial SMN.
“Hal ini ditempuh, karena kami percaya bahwa pelatih juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk mental dan perilaku siswa di luar maupun di lapangan,”tutupnya.